BLOGGER TEMPLATES AND Google Homepages »

Senin, 21 Februari 2011

Konsep Dasar ICT


ICT adalah sistem atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan informasi data menjadi sebuah informasi.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
            Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.

Pengindraan Puisi


Membahas Isi Puisi Berdasarkan Penginderaan

Pengertian Gambaran Penginderaan
Gambaran penginderaan atau pikiran (imaji) adalah sebuah efek dalam pikiran yang mempunyai gambaran yang dihasilkan oleh pancaindera.Gambaran-gambaran angan memiliki gagasan jenis tergantung dengan indera yang menghasilkannya. Gambaran yang dihasilkan oleh indera penginderaan disebut citra penglihatan, sedangkan yang ditimbulkan oleh indera pendengaran disebut citra pendengaran dsb. Selain yang berhubungan dengan pancaindera, citraan yang lain yaitu citraan gerak (movement imagery)
1. Menjelaskan Gambaran Penginderaan / Citraan
Puisi

a. Citraan Penglihatan ( Gerimis, mentari,
jenazah, hitam, gelap, terang )
b. Citraan Pendengaran ( bunyi tambur,
mendesah, mengeluh )
c. Citraan Penciuman ( wangi, harum, anyir )
d. Citraan Pengecapan ( asam, pahit, manis,
gurih )
e. Citraan Perabaan ( kasar, halus, licin,
bergerigi, tajam )
f. Citraan Gerak ( mulut tercekam, mata terpejam,
kepala tertunduk, mengusap, memukul,
mendobrak )




2. Menjelaskan Perasaan yang Diekspresikan
dalam Puisi
a. Sedih
b. Cemas
c. benci
d. bahagia
e. jengkel
f. sombong
g. bingung
h. pasrah
i. dan lain-lain

Tunjukkan dan Tuliskan bait-bait yang menjelaskan perasaan-perasaan tersebut, serta
jelaskan, mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.

3. Menyingkap Imajinasi Penyair dalam Puisi
Penyair mampu menghidupkan segala yang ditulisnya menjadi lebih bermakna, berkesan,
lebih memperjelas suasana. Imajinasi penyair dilihat dari makna yang terkandung dalam baris-baris puisinya.

4.Menjelaskan Nilai-nilai atau amanat atau ajaran yang dianggap penting bagi
kehidupan yang terdapat dalam puisi

5. Menjelaskan Hubungan Isi Puisi dengan:
a. Realitas Alam
b. Sosial Budaya
c. Kehidupan Masyarakat

6. Parafrasekan Puisi tersebut


Ada 2 metode / teknik parafrase:

1) Mempertahankan susunan kata-kata dalam puisi tetapi menambahkan unsur/ kata dalam tanda kurung yg akan memudahkan usaha memahami puisi secara keseluruhan
2) Mengubah puisi menjadi prosa dengan cara mengubah baris / bait menjadi kalimat-kalimat dengan menambah/mengurangi/menukar katakata tertentu sehingga unsur-unsur asli puisi tidak kelihatan lagi, yg ada hanya suatu prosa dimana prosa tsb telah menggambarkan makna secara keseluruhan puisi tsb.

Citraan Isi Puisi
Untuk menyampaikan maksud, ide, dan gagasannya, pengarang berusaha mengkonkretkan melalui gambaran (citraan) penginderaan, perasa, dan pendapat. Dengan penggambaran atau citraan itu, ide dan gagasan pengarang akan semakin mudah ditangkap pembacanya.

Perhatikan contoh citraan puisi berikut ini!

Angin berhembus tertahan-tahan
Daun berisik rasa kesukaan
Bulan perlahan-lahan
Menuju maghrib peraduan
Karya Y.E. Tatengkeng

Pada baris pertama puisi di atas seolah-olah pembaca merasakan hembusan angin, " angin berhembus tertahan-tahan". Inilah yang dimaksud gambaran perasa. "Daun berisik rasa kesukaan" pada baris kedua seolah pembaca dapat mendengar suara daun yang berisik.Larik "bulan perlahanlahan", "menuju maghrib peraduan" merupakan penggambaran indera penglihatan, yakni sedang menyaksikan bulan yang akan segera tenggelam.


Pengertian Gambaran Perasaan
Perasaan adalah gambaran suasana hati penyair saat meulis puisi (lukisan hal-hal yang bersifat batiniah), misalnya: sedih, senang, benci, kagum, gembira dsb.

Mendengarkan Puisi dan Merefleksikannya

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak disukai orang. Di dalam puisi, seorang penyair mencoba mengekspresikan dan mencurahkan segala perasaan, pendapat, dan pengalaman mereka kepada pembacanya. Oleh karena itu, setiap puisi pasti memiliki isi dan makna yang berbeda-beda, meskipun ditulis oleh orang atau penyair yang sama. Puisi sebagai sebuah karya sastra memiliki susunan bahasa yang lebih padat dan terikat irama, jika dibandingkan dengan prosa. Dalam memahami isi sebuah puisi, kalian akan menemukan makna yang tersurat atau tertulis dan makna yang tersirat, yaitu makna yang terkandung atau tersembunyi di dalam tulisan. Makna tersurat, dapat dipahami dengan mudah karena sudah tertulis dengan jelas. Makna tersirat dapat kalian tentukan melalui kearifan, ketajaman rasa, dan kreativitas penafsiran kata sehingga penafsiran pembaca yang satu dengan yang lain belum tentu sama.

1. Mengungkapkan Isi Puisi

Makna dalam puisi dapat disimpulkan dari pengungkapan isi puisi dengan mempertimbangkan nada, suasana, irama, dan pilihan kata yang tepat. Makna yang tersirat dari puisi "Kepada Koruptor" tersebut adalah harapan penyair agar para koruptor (orang yang suka korupsi) tidak memakan harta rakyat. Nada dan suasana puisi tersebut menggambarkan kekecewaan penyair terhadap para koruptor.

2. Menangkap Isi Puisi

Isi puisi dapat disimpulkan dari gambaran pengindraan, perasaan, dan pendapat penyairnya. Puisi "Kepada Koruptor" dapat kalian tangkap isinya dari gambaran:
a. pengindraan (khususnya penglihatan dan pendengaran)
Contoh: - penglihatan : "lihatlah air mata para bocah"
"telah bapak saksikan ...."
"matahari jadi enggan berpijar" - pendengaran : "dengarlah jerit lapar mereka ..."
b. perasaan
Contoh: "Tolong, Pak ..."
c. pendapat
Contoh: - "tidaklah menggetarkan bapak?"
- "jangan makan uang kami"



3. Refleksi (Gambaran) Isi Puisi

Melalui puisi "Kepada Koruptor", tersebut penyair ingin mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi rakyat Indonesia yang menderita akibat ulah para koruptor yang memakan uang rakyat. Penderitaan tersebut dapat dilihat dari air mata para bocah di lampu merah, jeritan kelaparan mereka, keinginan untuk melanjutkan sekolah, dan orang-orang miskin yang memenuhi negeri ini. Penyair juga memohon pada koruptor agar jangan memakan uang rakyat.
“isi” puisi ini tidaklah sama seluruhnya “teknisnya” (kalau boleh disebut demikian) dari semua penyair; sebab puisi sebagaimana yang dirumuskan Willem Kloos adalah penjelmaan yang seasli-aslinya dari perasaan yang seasli-aslinya. Terserah bagaimana bentuk keaslian perasaan sang penyair dalam menciptakan puisi-puisinya. Juga terserah ”teknik“ pengucapan yang dipilih penyair dalam menyusun bait-bait atau kuplet yang cocok mendukung perasaannya. Itu semata hanya menupakan persoalan konvensi kepenyairan belaka. Bahkan puisi-puisi yang menyimpang dan konvensipun (inkonvensional) bukan sesuatu yang “aneh“ dalam karya satra. Penyair Sutardji Calzoum Bachri pada awal kemunculannya telah memberi contoh, meski harus disertai dengan ”kredo“ yang menjelaskan konsep kepenyairannya sebelum karya-karyanya diterima publik sastra.

Pengertian Gambaran Pikiran
Pikiran adalah ide, gagasan, harapan, ataupun tanggapan penyair terhadap suatu objek yang dituangkan ke dalam puisi. Pikiran penyair dikemas dalam ungkapan-ungkapan yang otentik (asli), indah, dan harus ditafsirkan maknanya. Istilah lain yang digunakan adalah tema.


Dua puisi karya Adi Sutiono BM, hadir menjumpai kita. “Roman Terakhir” adalah puisi yang berkisah tentang upaya menggali sekaligus koreksi atas waktu yang lampau. Kisah yang penuh luka itu adalah kenangan-kenangan. Sesuatu yang tak terobati. Puisi ini sebenarnya lebih terasa mencuatkan tema yang umum, sehingga terkesan seolah tak berpijak pada substansi yang hendak disampaikan oleh si aku-lirik.
Lalu, dalam puisi “Membunuh Rembulan” kita menjumpai dari baris awal diksi-diksi yang saling menopang, untuk menandaskan tentang cahaya rembulan. Namun, makna yang dibangun seperti terputus, ketika masuk baris, “membelah damai, memenggal cinta.” Kenapa cahaya yang penuh cinta itu, kemudian membelah damai, memenggal cinta? Agaknya, Adi sengaja hendak menyuguhkan ambiguitas makna itu dalam puisinya.
Puisi “Gerhana” karya Ferdinan De J Saragih, hemat saya, puisi yang berhasil menggerakkan kesederhanaan bahasa dan metafora untuk membangun suasana. Ferdinan berhasil memadatkan kata dan memilih diksi dengan hati-hati dan apik. Sehingga tak cuma suasana yang terasa kuat, tapi juga makna yang demikian luas wilayah tafsirnya, meskipun ia hanya menghadirkan simbol kehidupan pohon di rimba.
Baris berbunyi “dahan hatiku kering” adalah titik mula terbuka pintu keluasan itu. Pilihan diksi setelahnya berbunyi “pertalianku dengan akar” justru kemudian membuka pintu tafsir dan imajinasi kita yang lebih luas lagi. Beberapa diksi berikut juga memperlihatkan bahwa Ferdinan cukup cakap bermain kata, semisal “segenap rimba”, “pucuk baru”, “dahan hatiku ikut gugur”, dan “daun tuaku.”
Sugiarti, kali ini hadir lewat sebuah puisinya berjudul “Sahabat yang Hilang.” Dari judulnya jelas bahwa si aku-lirik sedang kehilangan sahabat. Siapakah sahabatnya itu? Sahabat yang sering “membangunkan dengan syair-syair lugunya.” Datang “menjenguk dengan pena-pena tajamnya.”

Berarti siapakah sahabatnya itu? Dari simbol pena, syair, dan surat, boleh jadi sahabatnya adalah penyair atau pengarang. Boleh jadi juga sahabatnya adalah waktu yang tiap detaknya menuliskan peristiwa demi peristiwa. Tapi, sahabatnya ini “pedih dalam kesendirian.” Dan si aku-lirik, rupanya telah siap sedia menggantikan posisi sahabatnya yang hilang itu.
Pengertian Gambaran Imajinasi
Imajinasi adalah daya khayal penyair yang dituangkan melalui pilihan kata agar menjadi lebih bermakna, berkesan, dan memperjelas suasana.
Perhatikan kutipan sajak Amir Hamzah berikut ini:
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai


Dalam puisi di atas citraan penglihatan yang terasa ada dalam angan-angan pembaca. Pembaca seolah melihat sosok wanita rupawan yang mengintai dari balik tirai.

Di samping citraan/imajinasi visual (yang menimbulkan pembaca seolah-olah dapat melihat sesuatu setelah membaca kata-kata tertentu), terdapat pula imajinasi lain, seperti imajinasi auditory (pendengaran), imajinasi articulatory (seolah mendengar kata-kata tertentu), imajinasi alfaktory (seolah membau/mencium sesuatu), imajinasi organik (seolah Anda seperti merasa lesu, capek, ngantuk, lapar, dan sebagainya).

cari ICT

PERKEMBANGAN TELEMATIKA

Dengan semakin berkembangnya teknologi maka ruang untuk perkembangan bidang telematika juga ikut membesar. Dengan lahirnya piranti-piranti baru dengan teknologi tinggi membuat bidang telematika menciptakan sebuah terobosan baru yang belum pernah dibuat sebelumnya.

Pada zaman dahulu cara manusia untuk berkomunikasi adalah dengan mengirimkan pesan lewat surat yang dikirimkankan sesuai dengan tujuan yang dituju. Setelah berkembangnya teknologi maka berkembang juga cara untuk berkomunikasi yaitu melalui pesan singkat (SMS), telepon, dan surat elektronik (email), internet, dan sebagainya. Bahkan dengan teknologi yang ada, sekarang manusia dapat mampu berbicara sambil menatap lawan bicaranya yang berada di tempat yang berbeda. Tidak hanya menggunakan komputer, tetapi sekarang telah ada piranti yang mendukung komunikasi dengan lebih mudah dan leluasa serta mempunyai sisi mobilitas yang tinggi.

Perkembangan telematika di Indonesia mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang waktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.

1. Periode Rintisan

Pada periode ini, penggunaan teknologi telematika oleh masyarakat Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat oleh Johny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah “unix”, “email”, “PC”, “modem”, “BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa.

2. Periode Pengenalan

Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.

Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televisi swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi telematika, seperti komputer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televisi internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998.

3. Periode Aplikasi

Pada periode ini, technologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televisi, dan teleconference melalui 3G. Teknologi komputer demikian, kini hadir dengan skala (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.

Sedikit kurang lebihnya dapat dijelaskan bagaimana perkembangan telematika dari berbagai macam sumber yang didapat. agar membantu kita akan keingin tahuan dengan berkembangnya ilmu telematika. :)




TREND KEDEPAN TELEMATIKA

Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi di Indonesia juga sangat jelas dibutuhkan mengingat kondisi geografis, yaitu lebih dari 17 ribu pulau. Sehingga dari kondisi tersebut, alat komunikasi dan informasi lebih dibutuhkan dibanding di negara dengan kondisi geografis daratan. Kepulauan Indonesia scattered (berpencar, tersebar) dan ukurannya juga besar. Hal ini berbeda dengan negara Filipina, walaupun sama-sama negara kepulauan. Kondisi Filipina, pulaunya terkumpul dan tidak lebih besar dibanding pulau-pulau utama di Indonesia. Sehingga, dengan kondisi geografis yang sedemikian rupa, teknologi informasi dan komunikasi sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Teknologi perangkat portabel iPad, Skypad, lainnya juga salah satu elemen teknologi telekomunikasi yang terus berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap kali pameran telematika di Indonesia, terutama Jakarta. Harga iPad dengan kekuatan teknologinya, data, foto, dan lain sebagainya dalam jumlah besar bisa sinergis dengan server yang disediakan provider. Teknologi pad-pad tersebut juga kian bersinergi dengan kekuatan teknologi antara lain wifi, GSM, dan lain sebagainya. Dari teknologi yang kian berkembang, mendorong tingkat yang diinginkan masyarakat juga semakin meningkat. Peminat pelanggan ponsel sudah ratusan juta. Angka tersebut sudah setara, sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yaitu sekitar 230 juta. Dan yang lebih menggembirakan lagi, di berbagai daerah, bahkan daerah pelosok di Indonesia juga sudah banyak yang menggunakan alat komunikasi seperti handphone, internet, dan lain sebagainya.

Namun, pengembangan teknologi komunikasi yang diharapkan mampu “menyatukan” Indonesia terkesan hanya sebagai wacana. Karena hingga saat ini kita belum bisa menikmati jaringan internet yang diklaim paling cepat saat ini yaitu WiMax. Jangankan untuk WiMax, dambaan untuk mendapatkan akses internet 3G saja hanya baru terwujud di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan lain-lain, itupun juga masih memiliki banyak permasalahan mulai dari perangkat pendukung dan hambatan alam.




TULISAN TENTANG TELEMATIKA

Indonesia sebagai negara berpopulasi 5 besar dunia merupakan pasar yang penuh peluang bagi hampir setiap produk tak terkecuali produk Industri teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu potensi sumber daya manusia juga memang sangat mengijinkan ditandai banyaknya lembaga pendidikan informasi dan teknologi. Departemen yang sangat terlibat tentunya adalah Departemen Komunikasi dan Informasi serta Departemen Perindustrian.

Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) dan European Centre for Minority Issues (PT ECMI Services) sebagai event manager patut mendapat penghargaan atas terselenggaranya pameran dan konferensi Information and Communication Technology (ICT) 2007 di Jakarta Convention Center (JCC). ICT 2007 diarahkan oleh steering committee yang dipimpin Bapak Sofyan Djalil. Perusahaan-perusahaan besar yang juga menjalankan peran dalam steering committee ICT 2007 adalah Siemens, IBM, Bakrie, Exelcomindo, Hewlett-Packard, Ericsson, Cisco, Indosat, Telkom, Nokia, Microsoft, Alcatel-Lucent dan Qualcomm. Pameran ICT 2007 yang berlangsung dari tgl 3-5 Mei 2007 inilah yang menjadi kickoff dimulainya upaya membawa Indonesia ke status e-nation yaitu Indonesia yang terhubung secara informasi dan komunikasi pada kota besar juga pedesaan.
Arena bisnis yang baik dalam industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia merupakan kondisi yang ada dalam misi MASTEL. Dr.Giri Suseno Hadihardjono sebagai ketua MASTEL menekankan kebutuhan akan adanya forum ICT 2007 dimana para stakeholder di industri ini dapat menyelaraskan visi dan fokus dalam usaha untuk membangun industri ICT yang kuat, inovatif, dan mampu bersaing di dunia internasional dalam menghadapi era konvergensi digital. Bapak Indra Putra sebagai Presdir PT ECMI Services juga menambahkan bahwa pada intinya ICT 2007 merupakan wadah berbagi keahlian dan pengalaman, menampilkan teknologi dan solusi inovatif yang dapat memenuhi kebutuhan sekarang dan masa depan.

Perwakilan negara yang terlihat cukup menonjol adalah perusahaan dari Indonesia dan Singapura. Salah satu peserta yaitu Lawrence Lim dari Senao Singapura terlihat sangat antusias dalam menjelaskan produk mereka untuk kalangan korporat yaitu wireless solution yang semakin diminati saat ini karena efisiensi yang ditawarkan. Begitu juga dengan Hans-Juergen Mitzscher dari Nokia Siemens Networks yang nerupakan pendatang baru dengan kapabilitas tak terbantahkan. Perusahaan-perusahaan kelas dunia yang hadir berada dalam sektor industri telematika meliputi bidang IT sampai teknologi broadcasting dan multimedia.

Selain pameran diadakan juga konferensi telematika dalam upaya perumusan arah dan peta masa depan industri ICT di Indonesia. Semoga visi menjadi kenyataan dan rintangan dihilangkan oleh solusi.

Dengan demikian telematika sangat berguna dalam ilmu komunikasi dalam bentuk apapun, sehingga banyak yang dihasilkan agar masyarakat dapat berkomunikasi dengan baik dan efisien. :)